Karakteristik Garis Khatulistiwa
Garis khatulistiwa atau ekuator sebenarnya bukanlah garis yang melintang berada tepat di atas bumi, melainkan garis yang dibuat oleh ahli geografi untuk menganalisa dan mengklasifikasikan keberadaan kondisi geografis beserta kondisi lainnya di permukaan bumi. Menurut beberapa ahli, garis khatulistiwa adalah garis imajiner yang melintang di tengah-tengah bumi yang terletak pada garis lintang nol derajat. Garis ini memiliki panjang sekitar 40.075 km yang melintasi di atas daratan dan samudera di bumi.
Dari garis khatulistiwa ini dapat ditentukan diameter bumi, yaitu sekitar 12, 756 km dan pada saat matahari tepat di atas garis khatulistiwa maka durasi waktu siang hari di kawasan yang dilintasi garis khatulistiwa adalah sama, yaitu sekitar 12 jam. Berdasarkan letak garis khatulistiwa ini, maka benua yang dilalui garis tersebut diantaranya adalah:
- Asia, yaitu Indonesia
- Amerika Selatan, yaitu Brasil bagian utara dan Ekuador
- Afrika yaitu Kenya, Uganda, Republik Demokrasi Kongo, Kongo, dan Gabon
Selain itu, pada garis khatulistiwa ini, gaya tarik gravitasi bumi sedikit lebih lemah dan sebaliknya kawasan yang jauh dari garis khatulistiwa memiliki gaya tarik gravitasi bumi yang sangat kuat, seperti di kutub utara dan selatan.
Sehingga kawasan di sekitar garis khatulistiwa sangat ideal untuk keperluan militer, seperti peluncuran pesawat ruang angkasa karena memerlukan sedikit energi untuk mendorong pesawat ulang-alik ke luar angkasa.
Lebih lanjut, menurut klasifikasi iklim di dunia yang telah ditetapkan oleh beberapa ahli, beberapa kawasan atau daerah yang dilalui garis khatulistiwa ini memiliki iklim tropis dan daerah tersebut hanya mengenal dua musim saja, yaitu musim hujan dan kemarau.
Hal ini dikarenakan, jika dilihat dari garis lintangnya, posisi garis khatulistiwa dekat dengan matahari. Sehingga, suhu atau temperatur yang dicatat sekitar lebih dari 20 derajat Celcius dan bersifat panas dan lembab.
Adanya dua musim ini juga menyebabkan suburnya pertumbuhan hutan hujan tropis. Akan tetapi, tidak semua kawasan yang dilalui garis khatulistiwa ini memiliki iklim ekuatorial, misalnya Gunung Kilimanjaro di Tanzania, Pegunungan Andes di sepanjang negara Peru, Bolivia, Chili, dan Pegunungan Jaya Wijaya di Papua Barat (Indonesia) yang memiliki iklim yang dingin dan bersifat kering, dan memiliki glasier.
Fungsi Garis Khatulistiwa
Dari pengertian dan karakteristik mengenai garis khatulistiwa tersebut di atas, maka fungsi garis khatulistiwa dapat dikelompokkan menjadi fungsi, yaitu strategis dan umum, dan penjelasannya adalah sebagaimana berikut ini:
1. Fungsi strategis
Fungsi ini dilihat dari keberadaan garis khatulistiwa yang merupakan garis imajiner yang berkaitan dengan posisi strategis suatu kawasan dalam beberapa aspek kehidupan, baik dari geografis, ekonomi, politik, dan militer, yaitu:
- Membagi dua kawasan di bumi menjadi dua, yaitu belahan bumi bagian utara dan belahan selatan. Belahan bumi utara meliputi benua Amerika Utara, Eropa, sebagian Asia, sebagian Afrika, sebagian Amerika Selatan, sedangkan belahan bumi selatan meliputi benua Australia, sebagian Asia, sebagian Afrika, dan sebagian Amerika Selatan.
- Dalam bidang ekonomi, garis ini berfungsi untuk mengklasifikasikan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu negara dari dua kawasan, yaitu bagian Utara dan Selatan.
- Dalam bidang militer, kawasan yang berada di garis khatulistiwa sangat cocok untuk tempat peluncuran roket atau pesawat luar angkasa.
2. Fungsi umum
Fungsi ini merupakan fungsi yang seringkali digunakan dalam membantu manusia di kehidupan sehari-hari, yaitu:
- Dalam bidang meterologi dan geofisika, garis khatulistiwa ini dapat dipakai sebagai acuan dalam menentukan perbedaan iklim, cuaca, dan musim.
- Menentukan posisi matahari sepanjang tahunnya.
- Menentukan tinggi rendahnya suatu tingkat permukaan dan arus air laut.
- Membuat proyeksi jenis-jenis peta.
- Sebagai dasar penentua sistem navigasi untuk keperluan transportasi penerbangan dan laut.
Selain memiliki fungsi tersebut di atas, garis khatulistiwa ini juga dibantu dengan dua garis astronomis pada peta yang merupakan garis imajiner juga. Garis tersebut adalah:
- Garis lintang, yaitu garis imajiner yang melintang secara horisontal dan memiliki posisi nol derajat.
- Garis bujur, yaitu garis imajiner yang posisinya vertikal atau tegak lurus dari atas ke bawah yang menghubungkan kutub utara dan selatan dan posisinya juga nol derajat.